Sabtu, 05 Februari 2011

Persiapan Pemeran Teater


PERSIAPAN PEMERAN TEATER
Oleh
Heru Subagiyo S.Sn.

Proses dalam teater adalah proses komunikasi, yaitu proses transformasi informasi antara komunikator dan komunikan.  Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator menggunakan dua bahasa yaitu bahasa verbal dan bahasa non verbal. Bahasa verbal yaitu   bahasa yang berupa kata-kata yang dianut oleh seorang dalam suatu budaya  tertentu. Misalnya bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lain di dunia. Bahasa tubuh yang biasa disebut dengan gesture yaitu  sikap atau pose tubuh seseorang yang mengandung makna dan menimbulkan bahasa tubuh (body language). Bahasa tubuh ini juga dipengaruhi oleh oleh budaya tertentu, karena bahasa tubuh tidak bersifat universal. Misalnya ‘mengangguk’, di Indonesia diartikan sebagai persetujuan sedangkan di India diartikan sebagai penolakan.
Seorang pemeran dalam pementasan teater menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa verbal yang berupa ucapan-ucapan ( dialog dan monolog) dan bahasa tubuh. Bahasa tubuh yang diperlihat oleh pemeran bisa berdiri sendiri, dalam artian bahasa tubuh tidak dibarengi dengan bahasa verbal. Tetapi bisa juga bahasa tubuh sebagai penguat bahasa verbal yang berupa ucapan (speech) dialog. Ucapan yang dilontarkan oleh seorang pemeran mempunyai peranan yang sangat penting dalam pementasan naskah drama atau teks lakon. Hal ini disebabkan karena dalam dialog banyak terdapat nilai-nilai yang sangat bermakna. Jika lontaran  dialog tidak sesuai sebagaimana mestinya maka nilai yang terkandung tidak  dapat dikomunikasikan kepada penonton, dan ini merupakan kesalahan yang fatal bagi seorang pemeran.
Komunikasi verbal yang dilakukan oleh pemeran memerlukan berbagai persiapan agar kualitas suara yang dihasilkan dapat mendukung komunikasi. Suara adalah hal lain yang penting dalam kegiatan seni teater yang menyangkut segi auditif atau sesuatu yang berhubungan dengan pendengaran. Dalam kenyataannya suara dan bunyi itu sama, yaitu hasil getaran udara yang datang dan menyentuh selaput gendang telinga. Tetapi dalam konvensi dunia teater kedua istilah tersebut dibedakan. Suara merupakan produk manusia untuk membentuk kata-kata, sedangkan bunyi merupakan produk benda-benda.
Suara dihasilkan oleh proses mengencang dan mengendornya pita suara  sehingga udara yang lewat berubah menjadi bunyi beserta organ artikulasi manusia di dalam mulut maupun hidung, dan dibedakan dengan bunyi-bunyian lain yang bukan dihasilkan organ artikulasi. Dalam kegiatan teater suara memengang peranan penting, karena digunakan sebagai bahan komunikasi yang berwujud dialog. Permainan dialog ini merupakan salah satu daya tarik dalam membina konflik-konflik dramatik. Kegiatan melontarkan dialog ini menjadi sifat teater yang khas.
Suara manusia adalah lambang komunikasi dan dijadikan lambang benda, gerak, rasa dan buah pikiran, baik yang abstrak maupun yang kongkrit sehingga menjadi alat tukar pikiran untuk menyampaikan informasi. Unsur dasar dari bahasa lisan adalah suara, dan prosesnya adalah suara dijadikan kata dan kata-kata disusun menjadi frasa serta kalimat yang kesemuanya dimanfaatkan dengan aturan tertentu yang disebut gramatika atau paramasastra. Pemilihan kata-kata memainkan peranan dalam aturan yang dikenal dengan istilah diksi. Selanjutnya suara tidak hanya dilontarkan begitu saja tetapi dilihat dari keras lembutnya, tinggi rendahnya dan cepat lambatnya sesuai dengan gambaran tentang kondisi dan situasi psikologi, itulah yang disebut intonasi. Suara juga dipengaruhi oleh hubungan antar otot, hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya yang disebut dengan artikulasi.


Latihan Pernafasan
Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida. Proses menghirup udara ini disebut inspirasi dan proses menghembuskan udara ini disebut ekspirasi. Fungsi dari dari pernafasan ini secara fisiologi adalah mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk pembakaran serta mengeluarkan karbondioksida yang terjadi dari sisa pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang. Di dalam seni  teater, pernafasan ini berhubungan dengan produksi suara. 

1.    Pernafasan Dada
Ciri dari nafas dada adalah pada waktu kita menghirup udara maka rangka dada terbesar bergerak membesar akibat dari rongga yang terisi oleh udara yang banyak.  Latihlah sampai nafas dada ini terkuasai.
§ Posisi berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada, tahan, hembuskan. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada, tahan, dan hembuskan sambil berdesis. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada, tahan, dan hembuskan sambil membunyikan huruf vokal. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada dan hembuskan. Latihan ini dilakuan secara cepat antara menarik dan menghembuskan.
§ Variasi latihan pernafasan dada ini bisa dilakukan dengan cara duduk maupun berbaring secara santai.
§ Ketika menghirup nafas, rasakan dan hayati perjalanan udara seolah-olah mulai dari hidung, kepala, tulang belakang terus sampai ke rongga dada. Ketika menghembuskan nafas rasakan seolah-olah perjalanan udara itu dari dada, tenggorokan terus ke mulut.


2.    Pernafasan Perut
Ciri dari nafas perut adalah pada waktu kita menghirup udara, maka rongga perut akan membesar dan mengeras karena terisi oleh udara yang banyak. Pernafasan ini juga ditandai dengan naik turunnya sekat diafragma yang terdapat diantara rongga dada dan rongga perut.
§ Posisi berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga perut, tahan, hembuskan. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga perut, tahan, dan hembuskan sambil berdesis. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga perut, tahan, dan hembuskan sambil membunyikan huruf vokal. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga perut dan hembuskan. Latihan ini dilakuan secara cepat antara menarik dan menghembuskan.
§ Variasi latihan pernafasan perut ini bisa dilakukan dengan cara duduk maupun berbaring secara santai.
§ Ketika menghirup nafas, rasakan dan hayati perjalanan udara seolah-olah mulai dari hidung, kepala, tulang belakang terus sampai ke rongga perut. Ketika menghembuskan nafas rasakan seolah-olah perjalanan udara itu dari perut, dada, tenggorokan terus ke mulut.

3.    Pernafasan Diafragma
Latihan ini fokus nafas diarahkan pada sekat antara rongga dada dan rongga perut yang disebut dengan sekat diafragma. Ciri dari nafas diafragma adalah otot-otot sekat diafragma akan menegang, dan otot-otot samping bagian pinggang akan mengembang ketika kita menghirup udara.  Pernafasan ini sebenarnya gabungan nafas dada dan nafas perut. Latihlah sampai nafas diafragma ini terkuasai.
§ Posisi berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada dan rongga perut sehingga sekat difragma mengeras, tahan, hembuskan. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada dan rongga perut sehingga sekat difragma mengeras, tahan, dan hembuskan sambil berdesis. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada dan rongga perut sehingga sekat difragma mengeras, tahan, dan hembuskan sambil membunyikan huruf vokal. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Variasi latihan pernafasan diafragma ini bisa dilakukan dengan cara duduk maupun berbaring secara santai.
§ Ketika menghirup nafas, rasakan dan hayati perjalanan udara seolah-olah mulai dari hidung, kepala, tulang belakang terus sampai ke rongga perut naik ke rongga dada sehingga sekat difragma tertekan. Ketika menghembuskan nafas rasakan seolah-olah perjalanan udara itu dari sekat diafragma, dada, tenggorokan terus ke mulut.

Senam Persiapan
Perangkat wajah dan sekitarnya, menjadi titik sentral yang akan dilatih. Dalam olah mimik ini, kita akan memaksimalkan delikan mata, kerutan dahi, gerakan mulut, pipi, rahang, leher kepala, secara berkesinambungan. Mimik merupakan sebuah ekspresi, dan mata merupakan pusat ekspresi. Perasaan marah, cinta, dan lain-lain akan terpancar lewat mata. Ekspresi sangatlah menentukan permainan seorang aktor. Meskipun bermacam gerakan sudah bagus, suara telah jadi jaminan, dan diksi pun kena, akan kurang meyakinkan ketika ekspresi matanya kosong dan berimbas pada dialog yang akan kurang meyakinkan penonton, sehingga permainannya akan terasa hambar.
1.    Senam Wajah
§  Dahi dikerutkan  ke atas, tahan, dan lepaskan.
§  Arahkan otot-otot wajah ke kanan, tahan, dan lepaskan.
§  Arahkan otot-otot wajah ke kiri, tahan, dan lepaskan.
§  Arahkan otot-otot wajah ke bawah, tahan, dan lepaskan.
§  Buka mulut selebar mungkin, tahan, dan lepaskan.
§  Bibir dikatupkan dan arahkan ke depan sejauh mungkin, tahan, dan lepaskan.
§  Bibir dikatubkan dan arahkan ke kanan sejauh mungkin, tahan, dan lepaskan.
§  Bibir di katupkan dan arahkan ke kiri sejauh mungkin, tahan, dan lepaskan.
§  Bibir ditarik ke belakang sejauh mungkin sampai kita meringis, tahan, dan lepaskan.
§  Bibir dikatupkan dan putar searah jarum jam,  terus kearah sebaliknya.
§  Ucapkan u...o...o...o...a... ( huruf o diucapkan seperti pada kata soto), kemudian diucapkan dengan sebaliknya. Posisi lidah tetap datar pada mulut, tenggorokan tetap terbuka lebar dan rahang rileks.
§  Ucapkan me...mo...me...mo...me...mo...me...mo...me (me diucapkan seperti pada kata medan).

2.    Senam Lidah
§  Lidah dijulurkan sejauh mungkin, tahan dan tarik sedalam mungkin.
§  Lidah dijulurkan dan arahkan ke kanan dan ke kiri secara bergantian.
§  Lidah dijulurkan dan putar searah jarum jam terus kebalikannya.
§  Bibir dikatupkan, rahang diturunkan dan lidah diputar di dalam mulut searah jarum jam terus kebalikannya.
§  Lidah ditahan di gigi seri, terus hentakkan.
§  Membunyikan errrrr................, errrrrrr................ berulang-ulang. Latihan ini berfungsi untuk melemaskan lidah.
§  ucapkan dengan cepat: fud...fud...fud...fud...fud...dah fud...fud...fud...fud...fud...dah. lakukan latihan ini sesering mungkin.

3.    Senam Rahang Bawah
§  Gerakkan rahang bawah dengan cara membuka dan menutup.
§  Gerakkan rahang bawah ke kiri dan kanan secara bergantian.
§  Gerakkan rahang bawah ke depan dan ke belakang secara bergantian.
§  Gerakkan rahang bawah melingkar sesuai dengan arah jarum jam dan ke arah sebaliknya.
§  Ucapkan dengan riang, ceria, gembira dan rileks: da....da....da....da.....da.....da.... kemudian la....la.....la....la.....la. ....la   Latihan ini bisa dengan huruf konsonan yang lain yang digabung dengan huruf vokal a

4.    Latihan Tenggorokan
§  Ucapkan lo...la...le...la...lo...- lo...la...le...la...lo...- lo...la...le...la...lo...  lakukan latihan ini dengan santai, semakin lama semakin keras tetapi tenggorokan jangan teggang.
§  Nyanyikan dengan tenggorokan tetap terbuka la...la...la...la...laf... – la...la...la...la...los... – la...la...la...la...lof...
5.    Berbisik
§  Lavalkan huruf vokal  (a...i...u...e...o...) tanpa mengeluarkan suara. Dalam latihan ini yang diutamakan adalah kontraksi otot-otot bibir, wajah dan rahang.
§  Lavalkan huruf c... d... l... n... r... s... t...  tanpa mengeluarkan suara. Latihan ini juga berfuungsi untuk melenturkan lidah.
§  Lavalkan huruf konsonan dengan tanpa mengeluarkan suara.
§  Lavalkan kata dan kalimat pendek tanpa mengeluarkan suara. Latihan ini diutamakan pengejaan tiap suku kata, baik dalam kata maupun dalam kalimat.

6.    Bergumam
Fungsi dari bergumam ini adalah sebagai pemanasan organ produksi suara.
§  Tarik nafas, tahan, dan hembuskan dengan cara bergumam, fokus gumaman ini pada rongga dada. Rasakan getaran pada rongga dada pada waktu kita bergumam.
§  Tarik nafas, tahan, dan hembuskan dengan cara bergumam, fokus gumaman ini pada batang tenggorokan atau trakea. Rasakan getaran pada batang tenggorokan pada waktu kita bergumam.
§  Tarik nafas, tahan, dan hembuskan dengan cara bergumam, fokus gumaman ini pada rongga hidung atau nasal. Rasakan getaran pada rongga hidung pada waktu kita bergumam, biasanya ujung hidung kita akan terasa gatal.

7.  Bersenandung
Fungsi dari latihan bersenandung adalah untuk pemanasan organ produksi suara sekaligus untuk melatih penguasaan melodi.
§  Tarik nafas, tahan, dan hembuskan sambil bersenandung. Lakukan latihan ini mulai dari nada rendah sampai nada yang tinggi. Misalnya dengan suku kata NA disenandungkan sesuai dengan tangga nada (do, re, mi, fa, sol, la, si, do).  Lakukan 8 kali pengulangan.
§  Tarik nafas, tahan, dan hembuskan sambil bersenandung dengan tidak sesuai tangga nada.

Pendukung Komunikasi Verbal
Suara manusia adalah lambang komunikasi dan dijadikan lambang benda, gerak, rasa dan buah pikiran, baik yang abstrak maupun yang kongkrit sehingga menjadi alat tukar pikiran untuk menyampaikan informasi. Unsur dasar dari bahasa lisan adalah suara, dan prosesnya adalah suara dijadikan kata dan kata-kata disusun menjadi frasa serta kalimat yang kesemuanya dimanfaatkan dengan aturan tertentu yang disebut gramatika atau paramasastra. Pemilihan kata-kata memainkan peranan dalam aturan yang dikenal dengan istilah diksi. Selanjutnya suara tidak hanya dilontarkan begitu saja tetapi dilihat dari keras lembutnya, tinggi rendahnya dan cepat lambatnya sesuai dengan gambaran tentang kondisi dan situasi psikologi, itulah yang disebut intonasi. Suara juga dipengaruhi oleh hubungan antar otot, hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya.

1.    Diksi
Diksi sebenarnya berasal dari kata dictionary (kamus) yaitu pemilihan kata untuk mengekspresikan ide-ide yang tepat dan selaras, bisa juga diksi diartikan sebagai kata-kata sebagai satu kesatuan arti, tetapi dalam pelatihan ini, diksi (diction) dimaksudkan sebagai latihan mengeja atau berbicara dengan keras dan jelas. Latihan diksi berfungsi untuk memberi kejelasan suara dari kata yang diucapkan. Banyak pemeran yang menyangka bahwa untuk dapat didengar hanya perlu berbicara keras, padahal yang dibutuhkan tidak sekedar itu, tetapi dibutuhkan pengucapan yang jelas. Dalam bahasa Indonesia huruf yang hampir sama pengucapan dan terdengarnya adalah huruf p dengan b, t dengan d, dan k dengan g. Latihan diksi ini dimulai dari membedakan huruf itu, kemudian diaplikasikan pada kata dan kalimat dari huruf tersebut.
a.    Latihan membedakan huruf p dengan b, t dengan d, dan k dengan g
b.    Latihan membedakan hufuf p, b, t, d, k, dan g dengan cara mengkombinasikan.
c.    Latihan ini  dilakukan dengan cara menggabungkan huruf-huruf tersebut di atas dengan huruf vokal. Misalnya pa dengan ba atau ta dengan da, ki dengan gi dan seterusnya.
d.    Latihan diteruskan sudah dalam bentuk kata, misalnya:
-       Apabila                                                    - Perpustakaan 
-       Begitu                                                      - Kudengar
-       Menyambut                                              - Luput
Dan seterusnya, serta cari kata yang dalam suku katanya ada huruf-huruf di atas.
e.    Latihan dengan kalimat.
Latihan ini dilakukan dengan cara mengeja dengan benar. bacalah dengan pelan-pelan dan rasakan gerak organ produksi suara yang terlibat serta rasakan posisi organ tersebut.


Kakek :         Tengah malam nanti, apabila angin mendayu dan bulan luput  dari mata. Akan datang sebuah kereta kencana untuk menyambut  kita berdua. Waktu itu aku sedang mencari-cari buku harianku di kamar perpustakaan, lalu kudengar suara itu isinya kurang lebih begitu tapi aku tak tahu bagaimana persisnya.
( Diambil dari naskah kereta kencana karya Eugene Ionesco
Terjemahan W.S. Rendra )

 
 













2.    Artikulasi
Artikulasi adalah hubungan antar otot, hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakanya, karena artikulasi adalah satu ekspresi gestur yang kompleks. Dari langkah ini kita akan mulai mengerti gestur vokal dan fisik, serta semua aspek bunyi suara. Dialog yang ditulis oleh penulis naskah seperti sebuah partitur musik yang penuh dengan irama, bunyi-bunyian, tanda-tanda yang dinamis dimana semuanya dibutuhkan untuk karakter peran.
Dalam latihan artikulasi yang perlu diperhatikan adalah bunyi suara yang keluar dari organ produksi suara. Bunyi suara yang kita kenal meliputi bunyi suara nasal (di rongga hidung), dan bunyi suara oral (di rongga mulut). Bunyi nasal  muncul ketika langit-langit lembut di rongga mulut diangkat dan diturunkan, dan membuka jalan untuk aliran udara lewat menuju rongga hidung dan disana udara beresonansi menghasilkan bunyi. Bunyi nasal meliputi huruf m, n, ny, dan ng.
Bunyi suara oral dibagi menjadi dua yaitu bunyi suara vokal dan bunyi suara konsonan. Bunyi vokal atau huruf hidup diproduksi dari bentuk mulut yang terbuka, misalnya a, i, u, e, o, dan diftong (kombinasi dua huruf hidup, misalnya au, ia, ai, ua dan lain-lain). Bunyi konsonan diproduksi ketika aliran nafas dirintangi atau tertahan di mulut.
Bunyi konsonan dipengaruhi oleh di posisi mana aliran udara dirintangi dan berapa besar rintangannya, misalnya; gutural yaitu bagian belakang lidah menyentuh bagian belakang mulut akan menghasilkan bunyi kebisingan yang nonverbal. Palatal belakang yaitu bagian belakang lidah diangkat dan bersentuhan dengan langit-langit lembut akan menghasilkan huruf seperti g. Palatal tengah  yaitu bagian tengah lidah diangkat dan bersentuhan dengan langit-langit keras akan menghasilkan bunyi k. Dental  yaitu lidah digunakan bersama dengan bagian gusi belakang gigi depan di atas dan menghasilkan bunyi t. Labial  yaitu bibir bagian bawah bersatu dengan gigi bagian atas untuk membuat bunyi huruf f atau bibir dengan bibir bersatu untuk membuat bunyi huruf b.
Resonansi konsonan lebih kecil tetapi lebih tajam dibandingkan dengan bunyi resonasi huruf hidup. Konsonan berarti berbunyi dengan, dan hal ini mengindikasikan bahwa bunyi konsonan itu sendiri tidak menciptakan satu suku kata tetapi harus dikombinasikan dengan huruf hidup atau vokal.

a. Latihan Huruf
- Lavalkan huruf-huruf konsonan, dan rasakan organ produksi suara mana saja yang terpengaruh serta bagaimana posisi dari organ produksi suara tersebut.
- Lavalkan huruf-huruf vokal, dan rasakan organ produksi suara mana saja yang terpengaruh serta bagaimana posisi dari organ produksi suara tersebut.
- Lavalkan huruf-huruf nasal, dan rasakan organ produksi suara mana saja yang terpengaruh serta bagaimana posisi dari organ produksi suara tersebut.
- Lavalkan huruf-huruf diftong, dan rasakan organ produksi suara mana saja yang terpengaruh serta bagaimana posisi dari organ produksi suara tersebut.

b. Latihan Kata
Lavalkan kata ini, dari tempo lambat ke tempo yang cepat.
-     buru... babi... rubu... bara... babu... baru... raba... rusa... rubah. Lakukan latihan ini sesering mungkin untuk melemas organ produksi suara serta cari kemungkinan-kemungkinan kata yang lain.
-     burubabibarurusarubah...  burubabibarurusarubah....  Lakukan latihan ini sesering mungkin dan cari kemungkinan-kemungkinan yang lain.

c.  Latihan dengan bunyi nasal
Lavalkan kata-kata yang berawal dan atau berakhir dengan bunyi nasal.
-     Nyanyi........ngambek.......ngungsi.......nyiram.........nyuci.....nyulam
-    Makan.........malam..........nasi........nangis.........masak........makar....... uang.........sayang....... lakukan latihan ini sesering mungkin dan cari kemungkinan-kemungkinan kata yang lain.
-     Makanmalamnasinangis......masakmakaruangsayang....... lakukan latihan ini sesering mungkin dan cari kemungkinan-kemungkinan kata yang lain.

d.  Latihan dengan huruf diftong
Lavalkan kata-kata yang mengandung huruf diftong.
-     Tua..... dia..... engkau ....... wahai......dua......siang......saing....... lakukan latihan ini sesering mungkin dan cari kemungkinan-kemungkinan kata yang lain.
-     Tuadiaengkauwahaiduasiangsaing..Tuadiaengkauwahaiduasiangsaing.. lakukan latihan ini sesering mungkin dan cari kemungkinan-kemungkian kata yang lain.

3. Intonasi
Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara. Fungsi dari intonasi adalah membuat pembicaraan menjadi menarik, tidak membosankan, dan kata-kata atau kalimat yang kita ucapkan lebih mempunyai makna. Intonasi berperan dalam pembentukan suatu makna kata, bahkan bisa merubah makna suatu kata.
Intonasi dapat dilatih melalui:
a.    Jeda
      Jeda adalah pemenggalan kalimat dengan maksud untuk memberi tekanan pada kata dan berfungsi untuk memunculkan rasa ingin tahu lawan bicara, maupun penonton.
Misalnya : Berapa lama / saya harus menunggu/……….
b.    Tempo
Tempo adalah cepat lambatnya suatu ucapan yang kita lakukan. Fungsi dari tempo ini adalah untuk menekankan suatu kata yang kita harapkan masuk ke alam bawah sadar penononton maupun lawan bicara.
Misalnya : Siapa bilang itu tidak bisa.......... dilakukan.
c.    Timbre
Timbre adalah warna suara yang memberi kesan pada kata-kata yang kita ucapkan. Untuk memunculkan timbre ini dilakukan dengan cara memperberat atau memperingan tekanan suara kita.
d.    Nada
Nada adalah tinggi rendahnya suara kita. Nada ini sangat berpengaruh pada makna kata yang kita sampaikan kepada komunikan.

(permainan nada bicara)

Gesture
Gesture adalah sikap atau pose tubuh pemeran yang mengandung makna dan menimbulkan bahasa tubuh (body language). Ada juga yang mengatakan bahwa gesture adalah bentuk komunikasi non-verbal yang diciptakan oleh bagian-bagian tubuh bahkan dapat dikombinasikan dengan bahasa verbal. Bahasa tubuh dilakukan oleh seseorang terkadang tanpa disadari dan keluar mendahului bahasa verbal. Bahasa ini mendukung dan sangat berpengaruh dalam proses komunikasi. Jika berlawanan dengan bahasa verbal akan mengurangi kekuatan komunikasi sedangkan kalau selaras dengan bahasa verbal akan menguatkan proses komunikasi. Seorang pemeran harus memahami bahasa tubuh, baik bahasa tubuh budaya sendiri maupun bahasa tubuh budaya lainnya.
Pemakaian gesture ini mengajak seseorang untuk menampilkan variasi bahasa atau bermacam-macam cara mengungkapkan perasaan dan pemikiran. Tetapi gesture tidak dapat menggantikan bahasa verbal sepenuhnya. Sedang beberapa orang menggunakan gesture ini sebagai tambahan dalam kata-kata ketika mereka melakukan proses komunikasi.
 Manfaat mempelajari dan melatih gesture ini adalah mengerti apa yang tidak terkatakan dan yang ada dalam pikiran lawan bicara kita. Selain itu dengan mempelajari bahasa tubuh kita akan tahu tanda kebohongan atau  tanda-tanda kebosanan pada proses komunikasi yang sedang berlangsung. Bahasa tubuh ini semacam respon atau inpuls dalam batin seseorang yang keluar tanpa disadari. Sebagai seorang pemeran gesture ini harus disadari dan diciptakan sebagai penguat komunikasi dengan bahasa verbal.
Sifat dari bahasa tubuh adalah  tidak universal, maksudnya tidak semua bangsa memiliki arti yang sama untuk sebuah bahasa tubuh tertentu. Misalnya; orang India, mengangguk tandanya tidak setuju sedangkan mengeleng artinya setuju, hal ini berlawanan dengan bangsa-bangsa lain. Tangan mengacung dengan jari telunjuk dan jempol membentuk lingkaran, bagi orang perancis artinya nol, bagi orang Yunani berarti penghinaan, tetapi bagi orang Amerika artinya bagus. Jadi bahasa tubuh ini harus dipahami oleh pemeran sebagai pendukung bahasa verbal.
Macam-macam gesture yang ada dan dapat dipahami oleh orang lain adalah gesture dengan tangan,  gesture dengan badan, gesture dengan kepala dan wajah, dan gesture dengan kaki. Bahasa tubuh atau gesture dengan tangan adalah bahasa tubuh yang tercipta oleh posisi maupun gerak kedua tangan. Bahasa tubuh yang tercipta oleh kedua tangan ini merupakan bahasa tubuh yang paling banyak jenisnya. Bahasa tubuh dengan tubuh adalah bahasa tubuh yang tercipta oleh pose atau sikap tubuh seseorang. Bahasa tubuh dengan kepala dan wajah adalah bahasa tubuh yang tercipta oleh posisi kepala maupun ekspresi wajah kita. Sedangkan bahasa tubuh dengan kaki adalah bahasa tubuh yang tercipta oleh posisi dan bagaimana meletakkan kaki.


§  Gesture Dengan Tangan.
1.    Tangan membentuk Piramid menandakan: sikap percaya diri, dan punya pendapat yang dinyakini kebenarannya.
2.    Menggaruk belakang kepala atau leher menandakan : kesan bohong atau ragu. Kesan ini akan lebih kuat jika dibarengi dengan memalingkan muka dari lawan bicara kita.
3.    Meletakkan tangan seperti bertopang dagu menandakan kondisi seseorang sedang menganalisis atau menimbang pembicaraan orang lain. Hindari meletakkan tangan seperti saat mendengarkan lawan bicara kalau itu tidak mendukung suasana permainan atau komunikasi.
4.    Menjulurkan tangan kepada lawan bicara dengan telapak tangan di atas, menandakan: kesan jujur, terus terang. Saat mengatakan suatu fakta atau menanggapi tuduhan yang tidak benar, lakukan hal ini dengan disertai senyuman datar.
5.    Touch atau menyentuh,  menandakan: orang mulai merasa akrab. Gesture ini bisa dimanfaatkan untuk mempercepat keakraban dengan memberikan sentuhan berupa jabat tangan di awal pertemuan. Sentuhan akan dianggap netral bila dilakukan di punggung tangan dan dilakukan sealami mungkin serta tidak kelihatan bernafsu. Sentuhan ini kalau dilakukan di lain tempat (leher, kepala, bahu, sepanjang lengan) sudah menandakan suatu keintiman, dan ini hanya boleh dilakukan bila keadaan dan suasana yang inggin diciptakan memang benar-benar suasana intim.
6.    Memukul anggota badan, menandakan kita sedang kelupaan. Misalnya kita memukul kepala, dahi, atau paha.
7.    Penguasaan gerakan tangan yang sesuai dengan perkataan, menandakan pembicara adalah orang berfikir visual. Manfaat dari penguasaan tangan ini adalah untuk meningkatkan impresi kata-kata serta pembicaraan itu lebih mudah untuk diingat. Gerakkan tangan ini harus selaras dengan kata yang kita jelaskan.
8.    Gesture dengan tangan ini merupakan gesture yang paling banyak yang dapat diciptakan apalagi kalau dikombinasikan dengan jari-jari. Misalnya gerakkan tangan dengan jari-jari yang dikepal menandakan ingin memukul, acungan ibu jari ke atas menandakan baik, tetapi kalau ke bawah menandakan meremehkan dan masih banyak lagi sesuai dengan budaya masing-masing.

§  Gesture Dengan Badan
1.    Posisi badan terbuka menandakan seseorang merasa terbuka dan percaya diri, serta membuat orang lain merasa anda yakini. Posisi ini tidak boleh dibarengi dengan menyilangkan kaki (kalau duduk), memasukkan tangan ke dalam saku atau ditaruh di belakang badan, dan memeluk barang secara defensif karena ini berarti seseorang sedang tertutup dan sedang tidak ingin diganggu.
2.    Forward Lean atau tubuh condong ke depan ke arah lawan bicara menandakan kita tertarik dengan materi pembicaraan yang sedang berlangsung. Selain itu, posisi ini membuat lawan bicara merasa nyaman. Gesture ini bisa dilakukan dengan mencondongkan badan kita menhadap lawan bicara atau kalau kita di samping lawan bicara berarti kita lakukan dengan agak memiringkan badan ke arah lawan bicara.
3.    Gesture ini termasuk jarak berdiri dalam berkomunikasi atau Personal space. Gesture dengan jarak berdiri ini ada bermacam dan harus menyesuaikan dengan budaya komunikasi tersebut. Misalnya orang Amerika, Eropa, Australia, personal spacenya minimal dua meter jadi lebih berjarak tetapi bagi orang-orang Timur tengah dan Asia personal spacenya lebih dekat dan tidak terlalu berjarak untuk menandakan keakraban.

§  Gesture Dengan Kepala
1.    Gesture senyum menandakan perasaan seseorang sedang senang hati, nyaman, dan setuju dengan komunikasi tersebut. Penggunaan senyum ini adalah senyum lebih dahulu berarti merangsang orang untuk cocok dengan kita, gabungan senyum dengan anggukan kepala menandakan persetujuan.
2.    Gestrue anggukan  kepala menandakan persetujuan, afirmasi, akrab, suka. Makna ini tidak berlaku untuk budaya orang India karena bermakna kebalikannya. Penggunaan gesture ini pada saat mendengarkan lawan bicara dengan cara menyingkronkan antara anggukan kepala dengan halus dan posisi mendegarkan. Saat terbaik adalah disetiap jeda kata lawan bicara atau saat kalimat-kalimat yang memerlukan persetujuan. Saat mengucapkan kalimat untuk mendapatkan persetujuan termasuk kalimat perintah.
3.    Gesture dengan kontak mata menandakan keterbukaan dan adanya keterusterangan. Manfaat gesture ini adalah meningkatkan kepercayaan lawan bicara pada kita dengan cara selalu bertatapan dengan mata lawan bicara secara hangat. Kontak mata ini harus dilakukan di daerah sekitar area mata dan hidung, dan jangan memainkan mata atau tatapan mata di daerah erogen atau erotis, karena akan bermakna lain.

§  Gesture Dengan Kaki
1.    Posisi berdiri dengan arah telapak kaki terbuka menandakan kita terbuka dengan masukkan dan ide-ide dari orang lain, begitu juga sebaliknya kalau arah telapak tertutup dan dibarengi dengan posisi tangan dilipat di dada menandakan kita tertutup dengan massukkan dan ide-ide dari luar.
2.    Posisi duduk dan mengangkat satu kaki dan kedua tangan di belakang kepala menandakan seseorang tengah merasa dominan, menantang dan seolah-olah berkuasa.




§  Latihan latihan gesture dengan permainan
Jabat Tangan
Semua peserta bergerak bebas mengitari ruangan. pembimbing kemudian memerintahkan untuk saling berjabat tangan pada setiap orang yang ditemui (berpapasan). Satu pemain berpapasan dengan yang lain, kemudian saling berjabat tangan, terus berjalan lagi, demikian seterusnya. Kemudian pembimbing memberikan panduan agar para pemain berjabat tangan dengan cara yang spesifik dengan berbagai kemungkinan, misalnya;
§      Berjabat tangan dengan seorang sahabat yang sudah lama tak jumpa.
§      Berjabat tangan dengan orang yang dicurigai
§      Berjabat tangan dengan pejabat tinggi negara atau bos besar
§      Berjabat tangan dengan bekas pacar
§      Berjabat tangan dengan orang yang memegang rahasia pribadi kita
§      Berjabat tangan dengan orang yang dibenci
§      Berjabat tangan dengan orang yang mulutnya bau, dsb.
Seorang psikiater yaitu William Glasser memiliki teori bahwa sistem kontrol manusia terletak pada kebiasaan. Kebiasaan ini disusun oleh empat komponen yaitu perbuatan, ide, emosi, dan keadaan fisik. Beliau menyebutkan rancangan sebagai sebuah tingkah laku mutlak atau total Behavior. Rancangannya menggunakan kata kerja untuk menjelaskan emosi. Misalnya: menyedihkan, berarti menjelaskan tingkah laku mutlak yang biasa disebut sebagai kemuraman atau depresi.
Banyak psikolog menjelaskan emosi dalam bentuk tiga bentuk dasar atau fundamental yaitu gerakkan fisiologis, ekspresi tingkah laku (ekspresi wajah, tingkah laku/gerakan-gerakan anggota tubuh, dan pengalaman secara sadar dari subjek dari emosi. Ketiga atibut ini sangat diperlukan untuk sebuah kejadian yang penuh dengan pengalaman emosi, meskipun intensitasnya tidak tetap atau berubah sesuai dengan subjeknya.
Salah satu pengelompokan yang mendekati dan paling berpengaruh dalam mempelajari emosi adalah milik Robert Plutchik, yang mengelompokkan dalam delapan emosi pokok, yaitu:
·             Kemarahan
·             Ketakutan
·             Kesedihan
·             Kegembiraan
·             Kemuakan atau kejijikan
·             Ketertarikan atau keingintahuan
·             Keterkejutan
·             Kesetujuan
Pemikiran Plutchik ini adalah dasar pokok dalam putaran evolusioner, yaitu dengan menghubungkan setiap kebiasaan dengan nilai yang telah berlangsung dalam kehidupan. Sebagai contoh: ketakutan akan memacu pelarian dari sebuah bahaya, kemarahan akan memacu perkelahian untuk bertahan hidup. Sifat-sifat ini merupakan warisan biologis dan dibangun dalam sifat dasar manusia.
Pembelajaran seni teater yang dilakukan oleh berbagai intitusi banyak terdapat persamaan yaitu sangat menitik beratkan pada penggunaan ekspresi tubuh. Elemen-elemen ekspresi tubuh yang merupakan semacam tata bahasa ekspresi (Grammer of exspresion). Begitu pula tentang suara dan cara-cara pengucapannya disesuaikan dengan pikiran-pikiran, watak-watak, dan susunan yang bersangkutan di dalam peran. Seni peran semacam itu telah umum dan sebagai salah satu prosedur yang berlaku. Pelatihan-pelatihan seni teater banyak mengajarkan gerak bicara dan gerak tubuh sebagai bahasa seni akting. Aristoteles berpendapat “ barang siapa merenungkan setiap hal pada tubuhnya yang pertama kali dan asal mula dari pada hal itu, maka ia akan memperoleh pemandangan yang paling jelas dari pada hari-hari itu.
Kemampuan ekspresi adalah usaha seorang pemeran untuk meraih ke dalam dirinya dan menciptakan perasaan-perasaan yang dimilikinya setiap hari, untuk menjadi lebih peka responnya. Seorang calon pemeran akan berusaha untuk menciptakan sistem reaksi yang beragam yang dapat memenuhi tuntutan teknis pementasan. Banyak orang yang mengatakan bahwa dia sudah mengenal dirinya baik dari orang lain maupun dari perasaan diri sendiri. Tetapi itu belum cukup karena seorang calon pemeran harus mengerti bahwa kemampuan ekspresi di mulai dari usahanya mendisiplinkan diri. Disiplin yang berakar dari rasa hormat seseorang kepada dirinya, lawan main, seniman-seniman lain bahkan kepada khalayak umum yang tidak ada hubungannya dengan dunia akting.
Dasar dari kemampuan ekspresi adalah diri pribadi ketika berhubungan sosial dengan orang lain. Fondasi inilah yang kemudian di atasnya harus dibangun kemampuan-kemampuan ekspresi diri. Dalam kehidupan sehari-hari seorang calon pemeran sudah memainkan peran yang berbeda-beda untuk situasi dan penonton yang berbeda-beda. Misalnya ketika berbincang dengan sahabatnya, atasannya, pacarnya, kenalan biasa, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dia memiliki postur tubuh, kualitas suara dan bahasa yang berbeda-beda. Demikian  pula halnya dengan rasa percaya diri, rasa apakah dia menarik atau tidak, dan cara memproyeksikan pandangan diri orang-orang tersebut tentang dirinya. Semua itu mempunyai bentuk dan cara yang berbeda-beda, tetapi semua itu tetap mewakili diri pribadi si pemeran, bukan orang lain. Demikian pula halnya ketika di atas panggung, dimana pemeran akan memainkan peran yang berbeda-beda tetapi tetap adalah dirinya sendiri. Segi sosial dari pemeranan ini harus dilatih sedemikian rupa sehingga dia peka dan memiliki respon yang beragam.
Teknik dasarnya adalah teknik mendayagunakan peralatan ekspresi pemeran baik ekspresi yang bersifat tubuh maupun yang bersifat kejiwaan. Fungsi dari teknik ini adalah untuk meningkatkan keluwesan dan ketahanan tubuh, serta keterampilan gerak dan reaksi. Latihan teknik dasar pemeranan ini merupakan landasan kuat untuk bangunan penciptaan peran. Latihan ini harus dilakukan terus menerus, diresapi dan dikuasai sampai menjadi hal yang bukan teknis. Suatu saat kalau diperlukan teknik-teknik ini muncul secara spontan, seakan-akan ini merupakan gambaran peran dan bukan hasil paksaan pemeran.
 Latihan – latihan teknik dasar pemeranan ini terdiri dari latihan tubuh    ( dijelaskan lain kali ), latihan suara atau vokal (sudah dijelaskan di depan), latihan konsentrasi, latihan imajinasi, latihan ingatan emosi, dan penghayatan emosi.

a. Konsentrasi
Pengertian konsentrasi secara harfiah berarti memfokus pada sesuatu, sehingga dalam konsentrasi, ada sesuatu yang menjadi pusat perhatian. Makin menarik pusat perhatian tersebut, makin sanggup ia memusatkan perhatian. Pusat perhatian seorang pemeran adalah sukma atau jiwa peran atau karakter yang akan kita mainkan. Segala sesuatu yang mengalihkan perhatian ataupun yang mempengaruhi konsentrasi seorang pemeran atas karakter yang dimainkan, cenderung dapat merusak proses pemeranan. Maka konsentrasi menjadi sesuatu sangat perlu untuk pemeran.
Tujuan dari konsentrasi ini adalah untuk mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik di atas panggung. Ada korelasi yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang aktor harus dapat mengontrol tubuhnya setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi perilakunya. Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah mengasah kesadaran dan mampu menggunakan tubuhnya dengan efisien. Dengan konsentrasi  pemeran akan dapat mengubah dirinya menjadi orang lain, yaitu peran yang dimainkan, juga agar pemeran bisa mengalami dunia yang lain dengan segenap cita, rasa dan karsanya pada dunia lain itu.
Dunia teater adalah dunia imajiner atau dunia rekaan, dunia tidak nyata seorang penulis lakon yang diwujudkan oleh pekerja teater. Dunia ini harus diwujudkan menjadi sesuatu yang seolah-olah nyata dan dapat dinikmati serta menyakinkan penonton. Kekuatan pemeran untuk mewujudkan dunia rekaan ini hanya bisa dilakukan dengan kekuatan daya konsentrasi. Misalnya seorang pemeran melihat sesuatu yang menjijikan (meskipun sesuatu itu tidak ada di atas pentas) maka ia harus menyakinkan kepada penonton bahwa sesuatu ada dan benar-benar nyata di atas pentas. Kalau pemeran dengan tingkat konsentrasi yang rendah maka dia tidak akan dapat menyakinkan penonton.

1. Latihan Konsentrasi Pada Lima Indera
Latihan ini dimaksudkan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman berbagai suasana kemudian disimpan dalam ingatan sebagai sumber ilham sebagai bahan untuk penciptaan.

§ Indera Penglihat
-    Amati sebuah benda secara intensif, dan deskripsikan pengamatan anda kepada peserta lain.
-    Lakukan dengan suasana yang santai dan presentasikan sesuai dengan gaya anda.
-    Latihan diteruskan dengan mengamati sekumpulan benda.
-    Deskripsikan hasil pengamatan tersebut termasuk yang menjadi ciri khas dari objek pengamatan anda.
-    Dalam latihan ini diusahakan dilakukan dengan pengamatan yang sangat jeli dan dalam suasana santai.

§ Indera Pencium
-    konsentrasi pada bau yang paling menyengat dan dekat dengan tubuh kita (latihan diusahakan betul-betul membaui bukan menghayalkan atau berimajinasi tentang bau).
-    Kalau sudah mendapatkan bau tersebut, kemudian simpan dalam ingatan kita. Latihan dilanjutkan dengan menambahkan jarak dari sumber bau. Kemudian dipresentasikan sesuai dengan gaya dan cara masing-masing.
-    Latihan indera penciuman ini juga bisa dilakukan menbedakan bermacan-macam bau.

§ Indera Pendengaran
-    konsentrasi pada sumber suara yang paling lemah dan dekat dengan kita (latihan ini benar-benar mendengar bukan mengkhayal atau berimajinasi)
-    Kalau sudah mendapat bunyi tersebut, kemudian simpan dalam ingatan kita. Latihan dilanjutkandengan menambah jarak dari sumber bunyi tersebut. Pada sesi terakhir presentasikan kepada yang lain sesuai dengan gaya dan cara masing-masing.
-    Latihan mendengar ini bisa dilakukan dengan membedakan bermacam-macam bunyi dan dari sumber apa bunyi tersebut. Misalnya berasal dari logam, kayu, batu, membran dan lain-lain.

§ Indera Pengecap
-    Latihan ini menggunakan stimulus berbagai macam rasa, coba rasakan berbagai macam rasa yang ada dan ukur kadar rasa tersebut. Kalau rasa itu asin, rasakan rasa asin tersebut dan sampai seberapa kadar rasa tersebut.
-    Latihan ini dititik beratkan pada sensasi tentang rasa individu bukan tentang rasa kolektif, karena kadar tentang rasa bersifat sangat individual.
-    Simpan pengalaman tentang rasa tersebut dan jadikan pengalaman batin, karena dengan konsentrasi dan dibarengi dengan ingatan batin akan dapat diekspresikan tentang rasa tersebut meskipun tanpa ada yang dikecap.

§ Indera Perasa Atau Peraba
-    Latihan ini difokuskan pada pembedaan rasa yang tersentuh oleh kulit kita. Latihan bisa dilakukan dengan cara membedakan rasa kasar dan halus, panas dan dingin, keras dan lembek dan lain-lain.
-    Ambil sebuah benda dan raba permukaan benda tersebut dari beberapa sisi, bedakan antar permukaan tersebut. Rasakan betul perbedaan permukaan benda tersebut, kemudian diskripsikan dengan cara dan gaya masing-masing.
-    Jalanlah pada berbagai macam permukaan jalan, konsentrasi pada telapak kaki kita dan bedakan permukaan jalan tersebut, simpan ingatan ini sebagai pengalaman batin.
-    Lakukan latihan ini dengan santai dan jangan tergesa-gesa. Ingat, latihan ini tetap terfokus pada daya konsentrasi kita. Ketika melaksanakan latihan jangan berfikir yang macam-macam.

2. Latihan Konsentrasi Dengan Permainan
§ Hitung 20
Semua pesertadalam lingkaran. Cobalah menghitung 1 sampai 20. siapa saja boleh memulai dengan menyebut angka ‘1’, kemudian yang lain meneruskan secara acak (siapa saja boleh melanjutkan) menyebutkan ‘2’ dan begitu seterusnya. Jika ada dua peserta menyebutkan angka berbarengan maka permainan dimulai dari awal lagi.
CATATAN: sebuah permainan yang baik untuk konsentrasi serta mengontrol emosi

§ 1 bebek, 2 kaki, kwek,.....
Peserta duduk melingkar. Salah seorang peserta memulai dengan mengucapkan  satu bebek dua kaki wek, peserta berikutnya mengucapkan dua bebek empat kaki kwek, peserta selanjutnya mengucapkan tiga bebek enam kaki kwek kwek kwek,  demikian seterusnya sampai semua peserta medapatkan gilirannya. Jika terjadi kesalahan maka permainan dimulai dari awal. Permainan juga bisa dilakukan dengan instruktur yang menunjuk siapa peserta berikutnya yang mendapat giliran.
CATATAN: Untuk membuat variasi dan meningkatkan konsentrasi jenis binatang bisa diganti dengan yang memiliki 4, 6, atau delapan kaki dengan aturan yang sama.

§ Hitung Bilangan Prima
Latihan ini dilakukan secara kelompok besar. Langkah  pertama menjelaskan aturan main yaitu semua peserta berhitung mulai dari satu sampai tak terbatas. Setiap  peserta yang berhitung dan mendapat giliran pada bilang prima, peserta tersebut tidak menyebutkan angka tetapi langsung teriak “PRIMA” terus dilanjutkan berhitung lagi. Misalnya 1, 2, prima, 4, prima, 6, prima dan seterusnya.
Latihan akan diulang mulai dari satu lagi, apabila ada peserta yang lupa menyebutkan bilang prima itu dengan angka tersebut bukan dengan teriak prima.
CATATAN: Latihan ini bisa dimulai dari siapa saja dan tidak harus yang mulai menyebutkan angka satu pada orang yang sama. Latihan ini dilakukan secara berurutan baik searah jarum jam maupun kebalikannya.

§ Boom
Latihan ini juga dilakukan secara kelompok besar. Aturan permainannya ialah setiap peserta yang mendapat giliran angka 3 dan kelipatan tiga harus berteriak BOOM. Latihan dimulai dari berhitung mulai dari 1 sampai tak terbatas. Misalnya 1, 2, boom, 4, 5, boom, 7, 8, boom, 10, 11, boom, boom dan seterus. Latihan akan diulang mulai dari satu lagi apabila ada peserta yang lupa.
CATATAN: Latihlah sampai angka tertinggi yang bisa dicapai dalam latihan tersebut. Semakin tinggi angka yang dicapai maka tingkat konsentrasi dari peserta latihan tersebut semakin baik.

b. Imajinasi
Imajinasi adalah proses pembentukan gambaran-gambaran baru dalam pikiran,  dimana gambaran tersebut tidak pernah dialami sebelumnya atau mungkin hanya sedikit yang dialaminya. Imajinasi merupakan proses percobaan pemisahan pikiran dan digunakan untuk menciptakan teori-teori dan ide-ide berdasarkan fungsinya. Ide-ide  ini dapat membawa kita ke dalam dunia maya dan selanjutnya jika ide tersebut memungkinkann dan fungsinya nyata maka ide tersebut dapat diwujudkan ke dalam kenyataan.
Belajar imajinasi ini menggunakan fungsi ” jika ” atau dalam istilah metode pemeranan Stanislavski menggunakan Magic-If. Latihan  imajinasi sebelum memasuki peran yang akan dimainkan sangat perlu buat pemeran karena berfungsi untuk mengidentifikasi peran yang akan dimainkan. Selain itu seorang pemeran juga harus berimajinasi tentang pengalaman hidup peran yang akan dimainkan, kemudian menyesuaikan dengan pengalaman hidupnya sendiri.
Dalam latihan imajinasi akan ditemui imajinasi yang tidak hidup, dan imajinasi yang lambat.  Untuk mengatasi imajinasi yang tidak hidup, pembimbing harus mengarahkan dan menghidupkan imajinasi peserta didik dengan jalan memberikan pertanyaan yang bersahaja. Peserta didik harus memberikan jawaban dengan proses berfikir, kalau jawaban tersebut tanpa proses berfikir maka proses ini tidak akan dapat mengembangkan imajinasinya. Untuk dapat mengembangkan imajinasi maka peserta didik harus mendekati pokok pembicaraan dengan fikirannya dan dengan jalan berfikir logis.
Latihan imajinasi selalu dipersiapkan dan diarahkan dengan cara sadar dan mempergunakan logika. Lalu peserta didik akan melihat sesuatu dalam ingatannya atau dalam imajinasinya. Untuk sesaat dia akan hidup di alam mimpi, kemudian pertanyaan-pertanyaan dilontarkan untuk membimbing imajinasinya. Jika ini berhasil, maka dapat diulangi untuk beberapa kali, dan makin sering peserta didik dapat mengingat maka makin dalam akar dalam ingatanyan dan makin dalam dia menghayati imajinasi tersebut.
Untuk menghadapi imajinasi yang lambat dari peserta didik, pembimbing tidak hanya memberikan pertanyaan tetapi juga menyarankan sebuah jawaban. Jika peserta didik dapat mempergunakan jawaban tersebut, maka dia dapat memulai dari sana. Tetapi jika peserta didik tidak dapat mempergunakan jawaban tersebut maka ia akan merubah dan menggantinya dengan sesuatu yang lain sampai tercipta sebuah ilusi.
Hal-hal yang perlu diketahui ketika belajar imajinasi;
§  Imajinasi menciptakan hal-hal yang mungkin ada atau mungkin terjadi, sedangkan fantasi membuat hal-hal yang tidak ada, dan tidak pernah ada, dan tidak akan pernah ada. Imajinasi ada tiga jenis yaitu imajinasi yang memiliki inisiatif yaitu imajinasi yang dapat ditumbuhkan dengan mudah, dan akan berfungsi terus menerus tanpa mengenal lelah, baik kita sedang bangun maupun kita sedang tidur. Imajinasi yang tidak memiliki inisiatif yaitu imajinasi yang mudah dibangkitkan dan bisa berfungsi terus menerus, begitu kita menyarankan sesuatu kepadanya (imajinasi ini bekerja atas dasar paksaan), dan imajinasi yang menyulitkan adalah imajiinasi yang tidak peka pada saran-saran.
§ Imajinasi tidak bisa dipaksa tetapi harus dibujuk untuk bisa digunakan.  Imajinasi tidak akan muncul kalau kita merenung tanpa suatu objek yang menarik.  Objek ini berfungsi untuk menstimulasi atau merangsang kita untuk berfikir, baik hal yang logis maupun yang tidak logis.  Dengan kita berfikir maka akan terjadi proses imajinasi.
§ Imajinasi tidak akan muncul dengan pikiran yang pasif, tetapi harus dengan pikiran yang aktif. Melatih imajinasi sama dengan memperkerjakan pikiran-pikiran kita untuk terus berfikir. Pikiran  ini bisa disuruh untuk mempertanyakan segala sesuatu. Dengan stimulus pertanyaan-pertanyaan atau menggunakan  stimulus ”seandainya” maka akan menimbulkan atau memunculkan jawaban.
§ Belajar imajinasi harus menggunakan plot yang logis, dan jangan menggambarkan suatu objek dengan lebih kurang, umum, kira-kira.
§ Untuk membangkitkan imajinasi peran gunakan pertanyaan; siapa, dimana, dan apa.  Misalanya siapakah Hamlet itu, maka pikiran kita dipaksa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Jawaban dari pertanyaan itu bisa dengan hal-hal yang nyata yang dapat dikumpulkan dari beberapa sumber, bisa juga dengan jawaban yang bersifat imajinatif.

Latihan-latihan imajinasi:
1. Latihan Imajinasi Dengan Asosiasi
- Malapropism  adalah merupakan tahap awal dari latihan asosiasi, guna memancing ide atau imajinasi peserta berdasarkan benda yang dilihat. Latihan dimulai dari berjalan pelan keliling ruangan, tunjuklah sembarang benda yang ada di ruang itu dan sebutlah dengan nama yang berlainan. Misalnya pembimbing menunjuk sebuah poster dan menyebutnya dengan “kertas”.
CATATAN: latihan ini sangat bermanfaat bagi peserta yang sama sekali tidak bisa berimajinasi atau berasosiasi. Pada tahap pertama peserta boleh dengan bebas mengganti nama benda yang ditunjuk tetapi pada akhirnya peserta akan dengan sendirinya menemukan asosiasi dari benda tersebut, karena sangat sulit pikiran manusia untuk lepas dari asoiasi.

2. Latihan Imajinasi Dengan Stimulus
-    Latihan ini menggunakan benda untuk stimulus imajinasi. Masing-masing peserta memegang sebuah sebuah benda, dan benda tersebut diimajinasikan sebagai apa saja. Dalam latihan gunakan stimulus seandainya.  Misalnya anda memegang sebuah bola, maka imajinasikan ”seandainya” bola tersebut ingin memakan anda, atau bola tersebut mengajak anda untuk berdansa dan sebagainya.
-    Ajaklah teman anda dalam latihan imajinasi ini, seandainya teman anda itu adalah sebuah tanah liat, atau sebatang kayu, buatlah sebuah patung dari teman anda tersebut. Lakukanlah secara bergantian.

3. Latihan Imajinasi Tanpa Stimulus
-    Jembatan Tali
 Latihan akan berhasil jika kita betul-betul menghayati dan seolah-olah merasakan serta dihadapkan pada kejadian yang menuntut kita seperti ini. Latihan ini selain menuntut kita berimajinasi juga menuntut kepekaan kita.
Bayangkan seutas tali yang direntangkan tinggi di atas lantai, anda sedang berdiri di atas panggung siap untuk mencoba melintasi tali itu. Anda ingin melintasi tali itu namun belum merasakan kalau anda akan mampu melakukannya. Jangan terbuur-buru, tunggu sampai anda mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan tali tersebut dengan anda yang berdiri di atas panggung. Jika anda sudah siap, mulailah perjalanan tersebut. Anda mungkin menemukan kesulitan, tetapi jangan berhenti. Anda harus tetap mencoba, mencoba dengan berbagai cara. Jangan tergesa dan tetaplah berkonsentrasi pada perasaan yang dirasakan. Ketika anda sudah siap biarkan perasaan membuat anda bergerak. Kalau dalam bayangan anda merasa kesulitan, ekspresikan kesulitan tersebut.
Catatan. Jika pengalaman ini dicoba dengan hati-hati, sehingga tidak menjadi sebuah kegiatan  yang mekanik, kebanyakan orang akan bisa merasakan keterlibatan yang mendalam.
4. Latihan Imajinasi Dengan Permainan
-  Voly Nama
Permainan voly dengan nama sebagai bola. Pemain di bagi dalam grup, masing-masing grup terdiri dari 3 atau 6 orang. Dua grup kemudian dipertandingkan. Permaian voly ini dilakukan dengan pantomim dan bolanya adalah nama (aturan seperti permainan voly sungguhan). Grup pertama melakukan service dengan menyebut salah satu nama dari grup lawan, nama yang dsebut kemudian mengoper bola dengan menyebut nama rekannya, nama rekan yang disebut kemudian melakukan smash dengan menyebut salah satu nama lawan, nama lawan yang disebut menerima bola dan mengoperkan dengan menyebut nama kawannya, demikian seterusnya. Permainan ini akan menarik jika temponya dipercepat.

c. Ingatan Emosi
Emosi secara umum memiliki arti proses fisik dan psikis yang kompleks  yang bisa muncul secara tiba-tiba dan spontan atau diluar kesadaran. Kemunculan emosi ini akan menimbulkan respon pada kejiwaan, baik respon positif maupun respon negatif serta mempengaruhi ekspresi kita. Emosi sering dikaitkan dengan perasaan, persepsi atau kepercayaan terhadap objek-objek baik itu kenyataan maupun hasil imajinasi.
  Ingatan emosi adalah salah satu perangkat pemeran untuk bisa mengungkapkan atau melakukan hal-hal yang berada diluar dirinya (Suyatna Anirun, 1989). Sumber dari ingatan emosi adalah kajian pada ingatan diri sendiri, dan kajian sumber motivasi atau lingkungan motivasi yang bisa kita amati. Ingatan emosi berfungsi untuk mengisi emosi peran yang kita mainkan. Seorang pemeran harus mengingat-ingat segala emosi yang terekam dalam sejarah hidupnya, baik itu merupakan pengalaman  pribadi maupun pengalaman orang lain yang kita rekam. Dengan ingatan emosi ini kita akan mudah memanggil kembali jika kita perlukan ketika  sedang memainkan peran tertentu.
Menurut Konstantin Stanislavski ingatan emosi adalah ingatan yang membuat kita menghayati kembali perasaan yang pernah dirasakan ketika melihat suatu objek yang sama ketika menimbulkan perasaan tersebut. Ingatan ini hampir sama dengan ingatan visual, yang dapat menggambarkan kembali secara batiniah sesuatu yang sudah dilupakan, tempat atau orang, begitu juga ingatan emosi dapat mengembalikan perasaan yang pernah kita rasakan. Mula-mula rasa itu mungkin tidak bisa diingat, tapi tiba-tiba sebuah kesan, sebuah fikiran, sebuah benda yang kita kenal mengembalikannya dengan kekuatan penuh. Kadang-kadang emosi itu sama kuatnya dengan dulu, kadang-kadang agak kurang kadang-kadang perasaan yang sama dalamnya kembali tetapi dalam bentuk yang agak berbeda (Stanislavski; 1980).
Ingatan emosi kita sangat dipengaruhi oleh waktu, karena waktu adalah penyaring yang bagus untuk perasaan dan kenangan. Waktu juga merubah ingata-ingatan yang realistik menjadi kesan. Misalnya: kita melihat kejadian yang sangat luar biasa, maka kita akan menyimpan ingatan kejadian tersebut tetapi hanya ciri-ciri yang menonjol dan yang meninggalkan kesan, bukan detai-detailnya. Dari kesan tersebut akan dibentuk suatu ingatan tentang sensasi yang mendalam. Sensasi-sensasi yang kita simpan tersebut akan saling mengait dan saling mempengaruhi dan dijadikan sintesis ingatan. Sintesis ingatan inilah yang bisa kita panggil kembali untuk keperluan pemeranan, karena bersifat subtansial dan lebih jelas dari kejadian yang sebenarnya.
Ingatan emosi dalam jiwa pemeran dapat dianalog dengan sebuah almari atau loker tempat penyimpanan. Makin banyak atau makin tajam ingatan emosi yang kita miliki maka makin kaya kita akan bahan untuk berkreatifitas. Jika ingatan emosi kita lemah atau sedikit maka perasaan-perasaan yang dihasilkan tidak akan nyata dan tidak berkarakter. Jika ingatan emosi kita  tajam dan mudah untuk diungkapkan maka kita tidak akan kesulitan memindah-mindahkan ke panggung dan memainkannya. Kalau simpanan ingatan emosi kita penuh maka untuk memainkan sebuah peran kita tidak membutuhkan teknik yang macam-macam karena alam bawah sadar kita akan mewujudkannya.
Emosi adalah segala aktivitas yang mengekspresikan kondisi disini dan sekarang dari organisme manusia dan ditujukan ke arah duniannya di luar. Emosi timbul secara otomatis dan terikat dengan aksi yang dihasilkan dari konfrontasi  manusia dengan dunianya. Pemeran  tidak menciptakan emosi karena emosi akan muncul dengan sendirinya lantaran keterlibatannya dalam memainkan peran sesuai dengan naskah. Latihan Ingatan emosi ini akan difokuskan pada latihan terhadap rasa takut,  marah, bahagia, sedih, malu, dan keinginan-keinginan kita serta  latihan achtungspiele (menceritakan nukilan-nukilan peristiwa atau kegiatan yang telah lampau).

Latihan-Latihan Ingatan Emosi
§ Latihan Dengan Rasa
-    Duduk atau berdiri dengan santai, kemudian ingat emosi kesedihan yang mendalam yang pernah dialami. Latihan ini tidak mengambarkan kesedihan tetapi mengingat-ingat kesedihan yang pernah dialami.
-    Lakukan latihan ini dengan beragam emosi yang ada, misalnya marah, gembira, malu, takut, bahagia dan lain-lain.

§ Latihan Dengan Achtungspiele
-    Peserta duduk melingkar kemudian salah seorang duduk di tengah untuk mempresentasikan atau menceritakan kejadian yang dialami satu hari sebelumnya. Ceritakan semua kegiatan sampai detail, semakin detail cerita tersebut semakin baik.
-    Lakukan latihan ini secara bergantian kemudian tingkatkan waktu yangharus diingat, misalnya dua hari sebelumnya, tiga hari sebelum. Semakin detail dan runtut cerita tersebut semakin baik. Latihan lebih baik kalau ditambah dengan ekspresi dan penghayatan yang dirasakan.

§ Latihan Dengan Game
-  Lintasan Emosi
    Buat dua kelompok dan masing-masing kelompok saling berseberangan. Pembimbing menentukan emosi, misalnya ’sedih’ maka kelompok A  mengungkapkan emosi sedih dan melintas menuju tempat kelompok B, sedangkan kelompok B melintas menuju tempat kelompok A dengan emosi  sebaliknya. Lakukan latihan dengan emosi-emosi yang lain.
    Lakukan latihan dengan penghayatan dan ekspresif serta jangan terburu-buru.

- Tergesa-Gesa Dan Berhenti
Duduk atau berdiri, bayangkan anda merasakan perasaan tergesa-gesa untuk menyelamatkan diri. Ekspresikan perasaan tersebut dan jangan ditahan. Ekspresikan perasaan ketakutan dan keinginan untuk menyelamatkan diri tersebut. Biarkan tangan dan kaki bergerak, kadang tergesa-gesa kemudian berhenti, atau bergerak dengan hati-hati.








DAFTAR BACAAN

Amy Bjork Harris dan Thomas A. Harris, M.D. 1986. Tetap Oke. Jakarta: Erlangga.

Cassady, Marsh, 1995. Characters In Action. Colorado: Meriwether Publishing LTD.

Eka D. Sitorus, 2002. The Art of Acting. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Leslie Rae, 2005. Using People Skills in Training and Development  Alih Bahasa Andreas Haryono. Jakarta:  PT Gramedia.

Loui Pronto, 1991. Siapa Mengendalikan Anda. Jakarta; Dwi Citra Utama Publishing House.

Konstantin Stanislavski,  1980. Persiapan Seorang Aktor, terjm. Asrul Sani. Jakarta:Pustaka Jaya.

Rikrik El Saptaria,  2006. Acting Hand Book. Bandung: Rekayasa Sains.

Suyatna Anirun, 1998. Menjadi Aktor. Bandung: STB, Taman Budaya Jawa Barat dan  PT. Rekamedia Multiprakarsa.